Headlines News :

Ruang Iklan

Pasang Iklan Anda
Disini
Hanya Rp 125.000/Bulan


Ruang Iklan

Pasang Iklan Anda
Disini
Hanya Rp 125.000/Bulan


Ruang Iklan

Pasang Iklan Anda
Disini
Hanya Rp 125.000/Bulan


Ruang Iklan

Pasang Iklan Anda
Disini
Hanya Rp 125.000/Bulan


ruang iklan

Pasang Iklan Anda
Disini
Hanya Rp 125.000/Bulan


Tarian Adat Toraja Mengawali Konser Iwan Fals

Konser Iwan Fals di Hotel Sheraton Makassar, panitia menyajikan tarian adat Toraja, Sabtu (11/2/2017) malam. (foto: Afriansyah/Inikata.com)
MAKASSAR, INIKATA.com – Sebelum penampilan konser Iwan Fals di Hotel Sheraton Makassar, panitia menyajikan tarian adat Toraja, Sabtu (11/2/2017) malam.
Terlihat juga para penggemar penyanyi legendaris itu telah memadati tempat yang telah disediakan di Ball Room hotel.
Panggung konser Iwan Fals terlihat megah, selain itu dua layar lebar juga turut terpasang di sisi kiri dan kanan panggung.
Hingga saat ini para penggemar Iwan Fals dikenal dengan sebutan Oi masih setia menantikan penampilannya. (**)
sumber: http://hiburan.inikata.com/read/2017/02/11/642/tarian-adat-toraja-mengawali-konser-iwan-fals

Dalam Sebulan, Terjadi Empat Kasus Bunuh Diri di Toraja

Kliktoraja- Dalam sebulan terakhir, ada empat kasus  warga ditemukan meninggal dalam posisi tergelantung di dalam rumah. Diduga, para korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Kasus terbaru, terjadi pada Jumat, 9 Februari 2017 lalu. DY, warga jalan Pacuan Kuda kelurahan Rantepasele kabupaten Torut ditemukan tewas tergantung di dalam kamarnya.

Peristiwa naas yang menimpa DY yang sehari-harinya bekerja sebagai tenaga honorer di kantor Kelurahan Rantepasele menambah daftar panjang kasus warga yang ditemukan tewas dalam posisi tergantung di Toraja. Sebelumnya, MP, warga lembang Tampang Bonga kecamatan Kapala Pitu kabupaten Torut juga ditemukan tewas tergantung di dalam kamar rumahnya pada 26 Januari 2017 lalu.
Beberapa hari kemudian, tepatnya, 29 Januari 2017, seorang perempuan berinisial Ay, ditemukan tidak benyawa lagi juga dalam posisi tergantung di sebuah rumah kosong di daerah Pala-pala kelurahan Rantelemo kecamatan Makale Utara kabupaten Tator.  Pada, Sabtu 4 Februari 2017, DM, warga kelurahan Pantan kecamatan Makale kabupaten Tator ditemukan tewas tergantung di dalam kamar rumahnya.  
Sementara itu, data yang diperoleh tim klik-toraja.com, warga yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri periode Januari-September tahun 2016 lalu Toraja sebanyak sepuluh kasus.  Jumlah tersebut lebih banyak dibanding tahun 2015 sebanyak empat kasus. (Endli).
sumber: http://www.klik-toraja.com/news/peristiwa/dalam-sebulan-terjadi-empat-kasus-bunuh-diri-di-toraja/

Potensi Daerah Ini Besar, Sayang Tidak Bisa Dijangkau Kendaraan Roda Empat

GANDASIL — Bukan hanya kampung-kampung di Simbuang dan Mappak saja, salah satu kampung di Kecamatan Gandang Batu Sillanan ini juga ternyata belum bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat. Padahal tempat ini memiliki potensi sumber daya alam dan hasil bumi yang luar biasa.

Ini jalan satu-satunya yang menjadi akses dari dan ke Dusun Sangbua, yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Kampung itu adalah Sangbua, salah satu dusun di Lembang Kaduaja, Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Dusun ini berada diatas ketinggian 1.700 MDPL. Daerah ini dikenal sebagai salah satu tempat  penghasil kopi terbaik di Toraja. Selain itu daerah ini menjadi salah satu sentra peternakan kambing di Toraja. Hampir tiap rumah memiliki ternak kambing. Tanahnya yang sangat subur dan masih alami menyimpan potensi kekayaan alam yang luar biasa. Tanaman palawija, seperti wortel, bawang, dan kentang, dan jenis sayuran lainnya tumbuh subur di daerah ini.
Tikungan ekstrim: ini salah satu tikungan yang berbahaya bagi pengguna jalan di jalur jalan menuju Dusun Sangbua
Namun dibalik potensi dan kekayaan alamnya, Sangbua memiliki cerita yang menyedihkan. Akses jalan menuju dusun ini sangat terbatas, sehingga mobil pun tidak bisa mengakses kampung dengan jumlah penduduk sebanyak 87 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 200-an orang ini.
Dampaknya, potensi-potensi kekayaan alamnya pun tidak bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya.
Lokasi Kampung Sangbua yang sangat dekat berada diatas puncak gunung Sangbua dan diapit tebing-tebing terjal membuat akses menuju kampung ini sangat susah. Hanya ada satu jalan yang bisa diakses untuk sampai disana yaitu menuruni tebing setinggi 100 meter dengan akses jalan berupa jalan setapak yang terjal yang dibuka secara swadaya oleh masyarakat.
Kampung Sangbua, Lembang Kaduaja, Gandang Batu Sillanan.
Karena tidak adanya akses lain menuju kampung ini, masyarakatnya pun harus berani menantang maut dengan membiasakan diri menuruni tebing terjal tersebut dengan kendaraan roda dua. Hal ini dilakukan karena dengan adanya kendaraan roda dua yang bisa mengakses kampung ini secara otomatis kebutuhan masyarakat dan mobilisasi hasil bumi keluar dan masuk desa ini bisa lebih cepat.
Tamin, Kepala Dusun Sangbua, yang kami temui di sela-sela kegiatan gotong-royong memperbaiki jalan desa menceritakan keluh kesah warganya tentang akses jalan ke kampung mereka yang hingga saat ini tidak ada perhatian ataupun solusi dari pemerintah. Tamin bercerita jika akses jalan menuju Kampung Sangbua semuanya dibuka secara swadaya oleh masyarakat.
“Kami punya potensi alam Pak, kampung kami kaya, tapi kami tidak punya jalan, biaya untuk mengangkut hasil bumi kami ke pasar membutuhkan tenaga dan biaya yang jauh lebih besar, kami minta pemerintah buka jalan ke kampung kami,” tutur Tamin.
Karena akses jalan yang tidak bisa dijangkau, anak sekolah dari kampung ini pun harus berjalan kaki hingga 7 km untuk sampai di Sekolah. Sarana kesehatan seperti Posyandu atau bidan desa tidak dijumpai di kampung ini. Untuk berobat masyarakat harus keluar dari kampung untuk mencari bidan atau dokter. (Arsyad Parende)
sumber: http://karebatoraja.com/potensi-daerah-ini-besar-sayang-tidak-bisa-dijangkau-kendaraan-roda-empat/







Polres Tana Toraja Gelar Latihan Dipandu Langsung Oleh Tim Demlat Direktorat Sabhara Polda Sulsel

Tribratanewspolrestanatoraja.com (11/02/2017) – Personil Dalmas dan Sabhara Polres Tana Toraja melaksanakan kegiatan  latihan Pengendalian Massa bertempat di Halaman Mapolres Tana Toraja.
Kegiatan latihan dalmas kali ini berbeda dengan latihan-latihan sebelumnya, dikarenakan latihan ini dipandu langsung oleh 5 (lima) orang instruktur dari Tim Demlat Direktorat Sabhara Polda Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Aipda Syamsul Rijal dan didampingi oleh AKP Sulaeman Abu selaku Kasat Sabhara Polres Tana Toraja.
Walaupun kegiatan ini berlangsung di hari weekend, kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan semangat oleh Personil Dalmas Polres Tana Toraja. Latihan hari ini diakhiri dengan Materi Pengenalan Peralatan Quick Respon.
sumber: https://tribratanewspolrestanatoraja.com/polres-tana-toraja-gelar-latihan-dipandu-langsung-oleh-tim-demlat-direktorat-sabhara-polda-sulsel/

Dari Toraja, Bus Studi Tur Jeneponto Terjun Bebas di Takalar

Bus Terjun bebas. Foto by Muh Azhari Halim Lolo
TAKALAR,BB — Sebuah bus yang mengangkut pelajar studi tur, terjun bebas ke selokan di jalan poros Takalar, Minggu 12 Februari 2017. Rombongan guru dan anak didik SMA Negeri 2 Jeneponto (dulu SMA 1 Tamalatea) ini dikabarkan baru saja pulang dari Toraja.
Informasi yang dihimpun Beritabulukumba.com, peristiwa terjadi di Kelurahan Mallewang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar sekira pukul 7:25 WITA. “Tiba-tiba saja kami dengar suara tabrakan. Kami cek bus sudah ada di dalam kanal (selokan),”kata Dg Mani, salah seorang warga Takalar.
Sebuah toko di jalan poros rusak diduga ditabrak oleh bus tersebut sebelum terjun bebas. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada laporan korban jiwa.
Enam orang termasuk supir dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padjonga Takalar. Aparat Polantas Takalar masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan tunggal bus bernomor polisi DD 7688 BJ itu. (Foto by Muh Azhari Halim Lolo)
sumber: http://beritabulukumba.com/50627/dari-toraja-bus-studi-tur-jeneponto-terjun-bebas-di-takalar/amp

Mengenal Aturan Hidup Masyarakat Toraja Lewat Aluk Todolo


SPORTOURISM - Aluk Todolo atau Alukta adalah aturan tata hidup yang telah dimiliki sejak dahulu oleh masyarakat Suku Toraja, Sulawesi Selatan. Aturan tata hidup tersebut berkenaan dengan sistem pemerintahan, sistem kemasyarakatan, dan sistem kepercayaan.
 
Dalam hal keyakinan, penduduk Suku Toraja percaya kepada satu Dewa yang tunggal. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang maha mulia). Meski begitu, penganut Aluk Todolo relatif terbuka terhadap modernisasi dan dunia luar. Mereka meyakini, aturan yang dibuat leluhurnya akan memberikan rasa aman, mendamaikan, menyejahterakan, serta memberi kemakmuran warga.
 
Walau terbuka bagi agama luar, warga sepakat, yang telah menganut selain Aluk Todolo wajib keluar dari Dusun Kanan. Tentu saja mereka tetap boleh berkunjung ke sana, tapi tak dapat tinggal lama. Di luar penganut Aluk Todolo, sekalipun bangsawan dan memiliki banyak uang, mereka tidak boleh dimakamkan dengan ritual pa'tomate, upacara penguburan jenazah khas dusun. Penganut Aluk Todolo menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. 
 
Mereka begitu tegas menerapkan aturan leluhur. Berani melanggar berarti bakal menyengsarakan warga dusun, misalnya mendatangkan petaka gagal panen. Semua kesalahan dan kecurangan berhadapan dengan hukum dan hal itu berlaku bagi semua, termasuk keluarga dekat, saudara jauh, atau pendatang.
 
Dalam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut kepercayaan Aluk Todolo, dibagi menjadi dunia atas (surga) dunia manusia (bumi), dan dunia bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya.
 
Dewa-dewa Toraja lainnya adalah Pong Banggai di Rante (Dewa Bumi), Indo' Ongon-Ongon (Dewi Gempa Bumi), Pong Lalondong (Dewa Kematian), Indo' Belo Tumbang (Dewi Pengobatan), dan lainnya. Hewan tinggal di dunia bawah. Dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar. Bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana.
 
Di dalam menjalankan ritualnya, Aluk Todolo mengenal dua macam yaitu: Upacara kedukaan disebut Rambu Solok dan Rambu Tuka sebagai upacara kegembiraan. Upacara Rambu Solok meiliputi tujuh tahapan, yaitu: Rapasan, Barata Kendek, Todi Balang, Todi Rondon, Todi Sangoloi, Di Silli, dan Todi Tanaan. Sementara itu, upacara Rambu Tuka pun meliputi tujuh tahapan, yaitu; Tananan Bua’, Tokonan Tedong, Batemanurun, Surasan Tallang, Remesan Para, Tangkean Suru, Kapuran Pangugan.
 
To minaa adalah pendeta Aluk Todolo yang dianggap sebagai pemegang kekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman.
 
Kepercayaan Aluk Todolo bukan hanya sistem keyakinan, tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, agama, dan kebiasaaan. Aluk Todolo mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan. 
 
Tata cara Aluk Todolo bisa berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Satu hukum yang umum adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan. Suku Toraja percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan. Kedua ritual tersebut sama pentingnya.
 
Aluk Todolo pernah menjadi tali pengikat masyarakat toraja yang begitu kuat, bahkan menjadi landasan kesatuan sang torayan yang sangat kokoh sehingga kemanapun orang toraja pergi akan selalu ingat kampung halaman, dan rindu untuk kembali kesana. 
 
Ikatan batin yang Sangtorayan yang begitu kokoh tentu saja antara lain adalah buah-buah dari tempaan Aluk Todolo itu. Karena itu kita patut prihatin bila aluk todolo itu kini nyaris lenyap diterpa arus dunia modern. Maka mari kita pikirkan bersama warisan leluhur yang begitu berharga ini. [Agung Rahmadsyah]
 
 
Sumber: https://sportourism.id/post/8133/Mengenal-Aturan-Hidup-Masyarakat-Toraja-Lewat-Aluk-Todolo

Gubernur Sulsel : Tana Toraja surga keberagaman

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kiri) didampingi Bupati Tana Toraja Nico Biringkanae (kanan) menyapa warga pada puncak pegelaran 'Lovely Desember' Toraja di Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Kamis (29/12). (ANTARA FOTO/Zabur Kar)
rita/79539/gubernur-sulsel--tana-toraja-surga-keberagaman


Gubernur Sulsel : Tana Toraja surga keberagaman
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kiri) didampingi Bupati Tana Toraja Nico Biringkanae (kanan) menyapa warga pada puncak pegelaran 'Lovely Desember' Toraja di Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Kamis (29/12). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Makassar (ANTARA Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo mengatakan Tana Toraja adalah surga keberagaman, karenanya pluralisme tidak perlu menjadi persoalan.

"Jangan ada yang persoalkan masalah mayoritas, minoritas atau pluralisme, kita di sini ada untuk kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan masyarakat," kata Syahrul saat menghadiri acara puncak Lovely Toraja di Tana Toraja, Kamis.

Gubernur yang menggagas event Lovely Toraja ini mengatakan masyarakat Sulsel harus bangga dengan peninggalan budaya Toraja, karena hal ini tidak dapat ditemukan di tempat lain di mana pun di dunia.

"Toraja adalah harga diri, gengsi, harkat dan martabat masyarakat Sulsel," ujarnya.

Syahrul mengungkapkan harapannya agar suatu saat nanti Pariwisata Toraja dapat mendunia. Karena itu, ia berpesan kepada Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, agar bersama-sama menuntaskan pembangunan bandara.

"Selesaikan cepat bandara yang ada. Kita tarik mereka yang datang ke Singapura ataupun Bali, untuk datang ke Toraja. Jika ini terwujud, masyarakat akan sejahtera," terangnya.

Ia juga mengaku bangga atas kemajuan pembangunan yang ada di Toraja. Begitupun dengan pelaksanaan Lovely Toraja yang setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang sangat berarti.

Acara puncak Lovely Toraja juga dirangkaikan dengan Launching Kopi Toraja Maelo 7.777 dan beberapa penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerjasama.
Editor: Daniel
Sumber:http://m.antarasulsel.com/berita/79539/gubernur-sulsel--tana-toraja-surga-keberagaman

 
Pasang Iklan Anda
Disini
Hanya Rp 250.000/Bulan


Support : Creating Website | Media Toraja Copyright © 2016. TorajaToday - All Rights Reserved
Developer by Herpas Published by Media Toraja
Proudly powered by Blogger