Ini jalan satu-satunya yang menjadi akses dari dan ke Dusun Sangbua, yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. |
Tikungan ekstrim: ini salah satu tikungan yang berbahaya bagi pengguna jalan di jalur jalan menuju Dusun Sangbua |
Namun dibalik potensi dan kekayaan alamnya, Sangbua memiliki cerita yang menyedihkan. Akses jalan menuju dusun ini sangat terbatas, sehingga mobil pun tidak bisa mengakses kampung dengan jumlah penduduk sebanyak 87 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 200-an orang ini.
Dampaknya, potensi-potensi kekayaan alamnya pun tidak bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya.
Dampaknya, potensi-potensi kekayaan alamnya pun tidak bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya.
Lokasi Kampung Sangbua yang sangat dekat berada diatas puncak gunung Sangbua dan diapit tebing-tebing terjal membuat akses menuju kampung ini sangat susah. Hanya ada satu jalan yang bisa diakses untuk sampai disana yaitu menuruni tebing setinggi 100 meter dengan akses jalan berupa jalan setapak yang terjal yang dibuka secara swadaya oleh masyarakat.
Kampung Sangbua, Lembang Kaduaja, Gandang Batu Sillanan. |
Karena tidak adanya akses lain menuju kampung ini, masyarakatnya pun harus berani menantang maut dengan membiasakan diri menuruni tebing terjal tersebut dengan kendaraan roda dua. Hal ini dilakukan karena dengan adanya kendaraan roda dua yang bisa mengakses kampung ini secara otomatis kebutuhan masyarakat dan mobilisasi hasil bumi keluar dan masuk desa ini bisa lebih cepat.
Tamin, Kepala Dusun Sangbua, yang kami temui di sela-sela kegiatan gotong-royong memperbaiki jalan desa menceritakan keluh kesah warganya tentang akses jalan ke kampung mereka yang hingga saat ini tidak ada perhatian ataupun solusi dari pemerintah. Tamin bercerita jika akses jalan menuju Kampung Sangbua semuanya dibuka secara swadaya oleh masyarakat.
“Kami punya potensi alam Pak, kampung kami kaya, tapi kami tidak punya jalan, biaya untuk mengangkut hasil bumi kami ke pasar membutuhkan tenaga dan biaya yang jauh lebih besar, kami minta pemerintah buka jalan ke kampung kami,” tutur Tamin.
Karena akses jalan yang tidak bisa dijangkau, anak sekolah dari kampung ini pun harus berjalan kaki hingga 7 km untuk sampai di Sekolah. Sarana kesehatan seperti Posyandu atau bidan desa tidak dijumpai di kampung ini. Untuk berobat masyarakat harus keluar dari kampung untuk mencari bidan atau dokter. (Arsyad Parende)
sumber: http://karebatoraja.com/potensi-daerah-ini-besar-sayang-tidak-bisa-dijangkau-kendaraan-roda-empat/
Post a Comment